Day 45 : Mengulas Cerpen "Wanita Setengah Berpeci" Karya Selvi Febriani

 Hai gengsss....   hari ini saya masih akan mengulas sebuah cerpen, penasaran cerpen apa yang akan saya ulas? Baiklah, saya baru saja mengunjungi gudangnya cerpen dengan karya yang sangat keren-keren, di mana lagi kalau bukan  di ngodop.com . Baiklah tanpa berbasa-basi lagi, saya akan mengulas cerpen yang berjudul "Wanita Setengah Berpeci" Karya kak Selvi Febriani.

Foto bersumber dari ngodop.com


            Saat pertama kali saya membaca judulnya saya langsung dibuat penasaran dan langsung memutuskan untuk mengulas cerpen ini. Setelah membaca cerpen karya kak Selvi hati saya penuh haru, Allah selalu punya jalannya sendiri untuk mengembalikan orang baik. Penasaran? Yuk kita kupas... here we go!

Unsur Instrinsik

1. Tema : Kebaikan bisa datang dari mana saja dan dari siapa saja, tak peduli seperti apa orang itu dan dari mana asalnya. Dalam cerpen ini saya bisa merasakan kebaikan dan ketulusan Qanita/Qomar dalam merawat Kenna, padahal ia sosok yang dipandang sebelah mata oleh masyarakat.

2. Tokoh : Protagonis : Qanita/Qomar dan Kenna

Penokohan : Dalam cerpen ini para tokoh di gambarkan secara dramatik, tokoh Qanita/Qomar digambarkan sebagai pria yang tulus dan baik hati, dilihat dari perilakunya terhadap Kenna dan sosok yang ceria, sedangkan Kenna digambarkan sebagai wanita yang kuat dalam menghadapi kehidupan, ini pun dapat dilihat dari apa yang telah ia lalui.

3. Alur : Alur maju. Kisah ini diceritakan secara runtut dari awal hingga akhir

4. Setting/Latar : Di sebuah rumah petak yang kumuh tetapi masih bisa ditinggali meski atap dan dindingnya mulai tak kuat lagi menahan beban hidup.

5. Sudut Pandang: Penulis menempatkan dirinya sebagai orang kedua

6. Gaya Bahasa : Pada paragraf pembuka saya cukup kesulitan memahaminya karena paragraf tersebut dirangkai dengan kata-kata yang puitis, saya harus mengulang kembali membaca dengan perlahan-lahan barulah saya memahaminya, selanjutnya cerpen ini mudah dipahami.

7. Amanat : Setiap manusia pasti memiliki masa lalu, entah seperti apa masa lalu itu namun manusia memiliki kesempatan untuk menjadi lebih baik dan jangan menilai seseorang itu dari penampilannya saja karena hati seseorang yang tulus dan ikhlas tidak bisa dinilai dari luar..


Unsur Ekstrinsik

1. Latar Belakang Masyarakat

         Waria merupakan isu sosial yang sudah tidak asing lagi di indonesia, bahwa mereka ini nyata adanya, kehadiran mereka di tengah masyarakat dipicu dari kondisi sosial, tuntutan hidup bahkan kesalahan dalam melangkah. Di sini saya melihat keadaan Qanita berbeloknya hasratnya pada wanita dipicu dari pengalaman traumatis di masa lampau sehingga memaksanya menjadi seorang Waria. Saya merasa hal ini lah yang melatarbelakangi  terciptanya cerpen tersebut.

2. Latar Belakang Penulis

        Mbak Selvi adalah seorang penulis yang sangat luar biasa memotivasi, wanita berusia 21 tahun ini seorang mahasiswi prodi Pendidikan Agam Islam di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al- Masthuriyah Sukabumi. Saya merasa latar belakang pendidikan beliau memberikan pengaruh dalam pembuatan cerpen ini dan saya merasa cerpen ini masih lekat bernuansa agamis. 

3. Nilai yang terkandung dalam cerpen

        Nilai yang terkandung dalam cerpen ini salah satu di antaranya adalah Nilai Agamis yaitu Allah sang pembolak-balik hati seseorang, ia memiliki jalannya sendiri untuk memberikan hidayah kepada siapa saja yang ia kehendaki, termasuk Qanita. Juga saya melihat ada nilai sosial yang terdapat dalam cerpen ini, yaitu pandangan terhadap kaum waria bahwa dalam hidup bermasyarakat mungkin penampilan merak tidak bisa diterima namun mereka juga manusia yang memiliki kebaikan dan ketulusan hati.


        Nah itulah ulasan saya terhadap cerpen kak Selvi yang berjudul "Wanita Setengah Berpeci", cerpen ini sangat cocok dibaca bagi teman-teman yang suka dengan kisah memotivasi. Saya sangat menyukai cerpen ini, tak terasa ada bulir-bulis air mata yang menetes ketika selesai membaca cerpennya. Terima kasih kak Selvi sudah menuliskan cerita yang memberikan semangat dan muhasabah diri. Ternyata label manusia itu hanya bisa dimaknai ketika kita bisa memberikan arti dan manfaat bagi orang lain. Hiks. Udah ah, jadi pengen mewek. 

Comments

  1. Kayaknya ceritanya bagus, Kak..
    jadi penasran

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, cusss.. . Heheh keren2 cerpen mereka ih

      Delete
  2. Auto ke ngodop.com nih abis baca review bu Oz

    ReplyDelete
    Replies
    1. Monggo sir ... Keren2 cerpwn mereka tuh 😍

      Delete
  3. Jam segini baru sempat blog walking disuguhi review cerpen. Akan makin lama nih jalan jalannya. Terima kasih mbaa

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts