Day 43 : Mengulas "Saat Petir Membawamu Pergi" Karya Novi viemenulis.blogspot.com

 


        Hai gengs ... Alhamdulillah ya, masih bisa melaju sampai pekan ke-7. Saya sangat bersyukur atas kesempatan masih bisa membersamai teman-teman ODOP Batch 8. Pada postingan hari ini dan seminggu ke depan kita akan mengulas cerpen teman-teman Squad Blog atau pun cerpen yang menarik hati saya. Mumpung ilmunya masih anget ya, heheh ... kita aplikasikan. Kali ini saya membaca sebuah cerpen berdasarkan pranala yang dibagikan PJ di grup Squadron Blog. 

        Cerpen ini berjudul "Saat Petir Membawamu Pergi" karya Mbak Novi viemenulis.blogspot.com, kesan saya pertama kali membaca cerpen Mbak Vie adalah relateable sekali dalam kehidupan berumah tangga karena saya bisa merasakan problema yang terjadi dalam rumah tangga Pradipta dan Anyelir.

        Baiklah, langsung saja kita kupas ya ... here we go!

Unsur Intrinsik

1. Tema : Problematika dalam rumah tangga, spesifikasinya komunikasi dan saling berbagi adalah kunci keharmonisan dalam keluarga. 

            Dari awal penulis sudah memberikan pembuka dengan menunjukkan permasalahan rumah tangga antara pradipta dan Anyelir, yaitu Pradipta tak suka sifat manja dan cengeng Anyelir yang setiap kali ada petir selalu merengek dan memeluk Pradipta. Hal inilah yang menjadi pemicu dalam rumah tangga mereka seperti "Wanita yang aku panggil istri itu sudah lama tak lagi bersuara. Suaranya tercekat di kala malam, saat petir menyambar di tengah gemuruh hujan. Masih ku ingat dia terperanjat menjerit memelukku. Aku tak suka wanita cengeng, apalagi menangis. Seperti biasa aku mendorongnya jijik dan membentaknya. Hari-hari berikutnya dia benar-benar bisu tak pernah bersuara lagi. Bukan bisu yang sesungguhnya tapi membisukan diri dari keluhan, rengekan bahkan tangisan yang biasa aku dengar di balik bentakanku. Kini raib, bersama kehangatan rumah kami." 


2. Tokoh : Pradipta, Anyelir, Meira dan Mbok Ijah.

Protagonis : Anyelir

Antagonis : Pradipta

Tritagonis : Mbok Ijah

Figuran : Meira

Penokohan : Penokohan masing-masing tokoh di atas di deskripsikan secara analitik.

1. Tokoh Anyelir secara jelas di deskripsikan sebagai wanita yang manja dan cengeng namun cekatan dan penurut.

2. Tokoh Pradipta secara jelas di deskripsikan sebagai pria yang dingin, kasar, dan tidak suka wanita yang manja dan cengeng.


3. Alur : Alur maju-mundur. Kisah diceritakan dari awal alasan awal mula terjadinya tragedi, lalu  kembali ke masa lalu untuk menceritakan  kisah Pradipta dan Anyelir menikah lalu kembali lagi ke masa kini dengan problem yang sesungguhnya terjadi.


4. Setting/ Latar : Berlatar sebuah rumah yang sederhana dengan suasana keluarga yang awalnya ramai menjadi dingin.


5. Sudut Pandang : Orang Pertama (penulis menempatkan diri dalam cerita)

6. Gaya bahasa : Bahasanya sederhana dan mudah dipahami.

7. Amanat : Terimalah kekurangan dan kelebihan pasangan. Saling mendukung satu sama lain. Komunikasi dalam pernikahan hal yang penting dalam menjaga keutuhan dalam rumah tangga.

👇👇👇

Unsur Ekstrinsik

1. Latar belakang Masyarakat

        Ketika seorang anak manusia menikah maka pernikahan itu hendaknya menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah dan warohmah. Untuk mencapai ke tingkat itu harus di dasari keinginan untuk saling dan sama-sama membangun rumah tangga yang harmonis, belajar memperbaiki diri, dan menerima kekurangan masing-masing. Namun apa yang terjadi jika dalam rumah tangga tidak di dasari hal-hal mendasar seperti itu, maka ibarat kapal yang mengarungi bahtera rumah tangga jika tidak saling menerima maka kapal itu akan terombang-ambing di lautan, atau bisa jadi bocor dan karam bahkan hancur berkeping-keping karena diterjang ombak. Saya merasa melalui latar belakang masyarakat itulah yang mendasari cerpen di atas.

2. Latar Belakang Penulis

        Penulis adalah seorang istri dan seorang Ibu, tentunya latar belakangnya sebagai istri memberikan pengaruh dalam terciptanya cerpen ini. Curahan hati teman atau pengalaman pribadi sebagai istri juga bisa mempengaruhi cerpen ini.

3. Nilai yang terkandung dalam Cerpen

Nilai Sosial : Hubungan suami istri hendaknya saling bahu-membahu, saling dukung, dan saling mengasihi.

💗💗💗

        Cerpen ini sangat bagus dibaca oleh pasangan suami istri yang baru dan sedang menjalani mahligai rumah tangga, ada banyak pelajaran yang bisa dipetik dalam sebuah karya tulis, salah satunya cerpen "Saat Petir Membawamu Pergi" bahwa dalam membangun rumah tangga banyak hal yangn harusnya bisa kita bagikan bersama untuk saling mengandalkan satu-sama lain, saling mendukung di kala susah dan menggenggam dikala terjatuh. Saya sangat suka dengan cerpen karya kak Novi ini maknanya sangat mengena di hati. Terima kasih sudah menginspirasi lewat cerpennya.

Comments

Popular Posts