Day 8 : Penggalan Cerita yang Hilang



Tiga hari telah berlalu semenjak kejadian relokasi Tempat Pembuangan Sampai menjadi ramai diperbincangkan. Sampai-sampai sebuah warung yang terletak tak jauh dari TPS menjadi padat oleh orang-orang yang saling berbisik.

"Kudengar, tiga hari yang lalu ada seorang anak yang ikut diratakan bersama dengan sampah-sampah itu", ujar seorang ibu setengah baya memulai pembicaraan.

"Seharusnya, petugas memeriksa terlebih dahulu tempat tersebut sebelum diratakan", sahut pria dengan perawakan tinggi.

"Kalau memang benar anak itu ikut digilas bersama sampah-sampah itu, aku merasa sangat miris", seorang ibu dengan raut muka sayu ikut menimpali.

"Apa tidak ada tindakan dari pemerintah mengenai kejadian itu?", tanya ibu setengah baya yang dikenal dengan bik Warsih.

"Entahlah, lagi pula mana mungkin masalah ini diusut. Paling-paling mereka tutup-tutupi supaya tidak ada yang menuntut", pria berperawakan tinggi mendengus.

"Kasihan anak itu," ujar ibu dengan raut muka sayu sambil menyeka pelipis matanya.

Brak!
Tiba-tiba datang seorang petugas menggebrak pintu warung yang mengagetkan.

"Kalian tidak usah ungkit-ungkit masalah itu ya, kalau tidak mau dijeruji", ucapnya dengan nada suara meninggi.

Seluruh penghuni warung tertunduk dan tak berkata apa-apa.

"Kalau berita ini sampai diusut media, kalian akan tanggung resikonya". Ancam petugas tersebut.

Klik! Terdengar suara kamera handphone berbunyi yang mengejutkan si petugas.
"Siapa yang berani memoto?", Tanyanya pada orang-orang seisi ruangan.

Semua hening ... Tak ada seorang pun yang menjawab.
Pletak! sebuah telepon pintar tergeletak dibawah meja. Seorang pria berperawakan kurus terlihat gugup.

"Berani kau memoto ya? Bangsat!", Naik pitam si petugas sambil merundung pria kurus itu dengan beberapa hantaman di perutnya.

Tersungkur pria itu dan tak seorang pun yang berkutik melihat keberingasan si petugas.

Keesokan harinya, muncul berita seorang petugas merundung seorang warga sipil dan ditangkap atas tuduhan melalaikan Standar Operasional Prosedur sehingga mengakibatkan meninggalnya seseorang atas kelalaian tersebut. Kasus ini menjadi viral ketika salah seorang di dalam warung kopi merekam video perundungan tersebut dan mempostingnya ke sebuah Sosial Media.

Setelah berita tersebut muncul ke permukaan, tempat pembuangan sampah yang direlokasi mulai padat dikunjungi petugas kepolisian yang mulai mencari mayat anak yang tergilas bersama sampah. Police line nampak membatasi area tersebut. Namun sudah seminggu pencarian dilakukan, jasad anak itu tak jua diketemukan. Perbincangan masih terus berlanjut. Kemanakah jasad anak itu? Semua orang bertanya-tanya. Akan tetapi tak kunjung juga ada jawaban. Sampai akhirnya, kasus ditutup.


Comments

  1. Tragis ceritanya. Keren ka. Sedikit masukan tentang penulisan dialog tag, yang benar pake koma dan huruf kecil setelah tanda kutip.

    ReplyDelete
  2. miris, aku terbawa suasana mirisnya.. bagus banget kak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihi... Alhamdulillah 🙏🙏🙏 masih belajar kak ...

      Delete

Post a Comment

Popular Posts