Day 16 : Akhirnya Kamu Kembali "Hujan"

Hari ini ia terlihat berbeda dari sebelumnya, tampak mencurigakan. Padahal biasanya ia selalu dingin dan acuh. Berapa pun kali aku berharap, berapa lama pun aku meminta. Ia tetap tegar, tegak dan tak bergeming sedikit pun.

Kali ini ia mulai melembut, memberikan harapan-harapan yang selama ini aku angankan. Apakah kau akan mulai memberikan kabar gembira itu? 

Senja semakin dekat, kulihat cahayamu mulai benderang. Dari yang sebelumnya berwarna abu, seperti telah pasrah dan tak kuasa lagi menanggung beban dan derita umat. Tepat setelah kelam menghadang, kau mulai turun satu persatu menyirami bumi. Aroma tanah yang tersiram oleh mu begitu harum. Terima kasih tuhan akhirnya kau sirami bumi kami dengan rahmat-Mu, hujan-Mu.

Alhamdulillahirobbil 'alamin... Tak dapat kuungkapkan kebahagiaan ini, atas nikmat dan kasih-Mu ya robb. kau turunkan hujan malam ini. 

Setelah kau turunkan rahmat-Mu,  kan kunanti esok tanpa menghirup kabut asap lagi. Kuyakin saudara-saudariku tak kan lagi terasa sesak dadanya karena harus menghirup udara yang tak sehat. Allahu akbar, allahu akbar, allahu akbar. Kuyakin takbir ini kan bergema ke seantero negeri. Dalam hati mereka dalam tangis bahagia mereka. Tak kan ada kebahagiaan yang lebih indah melainkan melihat hujan.

Kuyakin, malam ini anak-anak dapat tidur tenang dan nyenyak. Mereka akan tidur dengan harapan esok mereka akan bermain dan belajar kembali ke sekolah yang telah lama mereka tinggalkan. Mereka akan dengan suka cita membuka pintu gerbang sekolah bersama harapan bahwa rahmatmu telah mengembalikan waktu bermain dan belajar mereka seperti sedia kala.

Maka Nikmat tuhan-Mu yang manakah yang kau dustakan.

Selalu bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan.

Rantau Ikil, 23 September 2019 18.41 wib

"Jika berkenan, kuabadikan suaramu untuk mengingatkan betapa kami bersyukur atas kehadiranmu"