#Day22 : Mudik Namanya Kan Buk?
Setelah perawatan intensif selama beberapa hari, hari ini Ammar diperbolehkan pulang. Meski Ammar masih sering mengeluh kepalanya sedikit nyeri , tak mengurangi semangatnya untuk pulang.
Senyum diwajahnya masih getir, dan itu membuat pilu di hatiku. bersyukur Emir selalu bisa mencairkan suasana. Lewat Emirlah canda dan tawa itu mengalir dan menghapus kecanggunggan diantara kami.
"Ibuk ... lihat, abang Ammar tangannya gerak-gerak"
Aku segera terbangun dan menghampiri Ammar untuk memeriksa. Setelah yakin Ammar sudah sadar barulah kupanggil suster.
"Ammar, dimana? Kenapa kepala Ammar sakit?"
"Ammar, ini ibuk nak... Ammar sekarang sedang berada di Rumah Sakit. Ammar mengalami kecelakaan beberapa hari yang lalu. Masih ingat gak?"
"Iya buk, Ammar ingat. Makasih ya buk, sudah jaga Ammar."
Aku mengangguk dan segera berlalu untuk mengurus administrasi ketika suster sudah datang.
Ketika suster sudah selesai mengecek, maka datanglah Emir perlahan mendekati Ammar.
"Abang, masih sakit kepalanya?"
"Lumayan... kamu Emir kan?"
"Iya.... "
"Sudah Besar ya? Waktu terakhir abang ketemu kamu masih kecil dan imut-imut"
"Kalau sekarang, amit-amit ya bang? heheh ..."
"Hahaha... bisa aja kamu Mir"
"Wah... seru sekali ngobrolnya... "
"Iya dong buk, kami sekarang udah CS"
"Apaan tuh CS?"
"Coo Sweet"
Dan kami pun tak kuasa menahan gelak mendengar jawaban Emir.
"Oh iya, hari ini kita sudah diperbolehkan pulang loh sama dokter. Abang Ammar juga sudah berangsur baikan."
"Horey.... kita mudik ...."
"Kok mudik Mir?"
"Iya lah ... kan kita mau pulang kampung kerumah kita, kan Mudik namanya..."
Sore itu, sekali lagi Emir berhasil membuat suasana menjadi ceria. Begitupun dengan Ammar, ia sudah bisa tersenyum semenjak kepergian Ibunya.
Senyum diwajahnya masih getir, dan itu membuat pilu di hatiku. bersyukur Emir selalu bisa mencairkan suasana. Lewat Emirlah canda dan tawa itu mengalir dan menghapus kecanggunggan diantara kami.
"Ibuk ... lihat, abang Ammar tangannya gerak-gerak"
Aku segera terbangun dan menghampiri Ammar untuk memeriksa. Setelah yakin Ammar sudah sadar barulah kupanggil suster.
"Ammar, dimana? Kenapa kepala Ammar sakit?"
"Ammar, ini ibuk nak... Ammar sekarang sedang berada di Rumah Sakit. Ammar mengalami kecelakaan beberapa hari yang lalu. Masih ingat gak?"
"Iya buk, Ammar ingat. Makasih ya buk, sudah jaga Ammar."
Aku mengangguk dan segera berlalu untuk mengurus administrasi ketika suster sudah datang.
Ketika suster sudah selesai mengecek, maka datanglah Emir perlahan mendekati Ammar.
"Abang, masih sakit kepalanya?"
"Lumayan... kamu Emir kan?"
"Iya.... "
"Sudah Besar ya? Waktu terakhir abang ketemu kamu masih kecil dan imut-imut"
"Kalau sekarang, amit-amit ya bang? heheh ..."
"Hahaha... bisa aja kamu Mir"
"Wah... seru sekali ngobrolnya... "
"Iya dong buk, kami sekarang udah CS"
"Apaan tuh CS?"
"Coo Sweet"
Dan kami pun tak kuasa menahan gelak mendengar jawaban Emir.
"Oh iya, hari ini kita sudah diperbolehkan pulang loh sama dokter. Abang Ammar juga sudah berangsur baikan."
"Horey.... kita mudik ...."
"Kok mudik Mir?"
"Iya lah ... kan kita mau pulang kampung kerumah kita, kan Mudik namanya..."
Sore itu, sekali lagi Emir berhasil membuat suasana menjadi ceria. Begitupun dengan Ammar, ia sudah bisa tersenyum semenjak kepergian Ibunya.
Comments
Post a Comment