#Day8 : Surat Cinta Anin untuk Papa
Rumah adalah
tempat di mana Anin dapat kembali pulang, Rumah bagi Anin adalah ibu. Akan
tetapi Anin tak sempat merasakan kehangatan seorang Ibu karena Allah ingin tunjukkan
bahwa Anin anak yang istimewa. Pada saat itu Anin belum tau apa-apa, belum bisa
merasakan apa-apa dan belum mengerti apa-apa. Sehingga yang menjadi Ibu Anin adalah
papa. Sejak Anin berusia delapan belas bulan hingga sekarang Papa adalah dunia
Anin. Ketika Anin butuh pelukan hangat Ibu, Papa yang peluk Anin. Ketika Anin
demam tinggi, Papa yang rawat Anin. Ketika Anin juara satu di kelas, papa orang
yang paling bangga atas prestasi Anin. Terima kasih Pa, sudah menunjukkan bahwa
Anin anak yang istimewa memiliki Papa.
Seiring berjalannya waktu, cahaya itu semakin meredup
Tetapi, kehangatannya masih terpatri kuat di dalam relung hati
Ia ditempa dengan pahit dan kerasnya hidup
Akan tetapi senyum kokoh masih terukir di wajahnya
Ibarat kapal terombang-ambing dilautan
Kau tetap bertahan agar sampai ditujuan
Terima kasih pa, telah memberi tanpa
meminta
Menguatkan meski diri sendiri rapuh
Membahagiakan meski dalam kesederhanaan
Aku bersyukur dan merasa teristimewa karena memiliki seorang ayah
sepertimu.
Ya
robbi, jikalau boleh Anin menitipkan sebait doa maka kabulkanlah. Berikanlah
kesehatan, kehidupan yang tenang, dan kebahagiaan dunia dan akhirat bagi papa.
Meski tubuhnya tak sekuat dulu berikan ia kesehatan yang cukup. Walaupun dulu
ia tak pernah berhenti mengkhawatirkan kehidupan kami sejak kecil, maka berikan
lah ia ketenangan dalam menjalani hari-hari tuanya agar lebih tawadu’ lagi
kepada-Mu. Sehingga ia dapat meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.
Comments
Post a Comment