Day 18 : Kisah Unik Mereka yang Menghiasi Taman Mungilku Bagian 2

 Hello Dear .... Welcome back to Kakitomete Blog bersama Ibuk Oz.

Assalamualaikum Wr. Wb. 

    Kali ini Ibuk Oz akan melanjutkan kisah unik bunga-bunga yang ada di taman mungil saya. Pada postingan sebelumnya saya sudah bercerita mengenai kisah unik nah sekarang giliran kisah memalukan yang ada di balik bunga-bunga tersebut. Aduh, sebenarnya saya cukup malu menceritakannya, secara ya ini tu aib banget ya Allah... tapi enggak apa-apa deh, niatnya berbagi untuk menghibur dan memberikan inspirasi dan motivasi supaya bisa lebih bijak dalam bersikap. (Hadeuh ...)

     Are you ready? Baiklah, kencangkan sabuk pengamannya ya gaisss... seperti biasa ritual sebelum dimulai siapkan cemilan dan kesabaran yang besar untuk menyelesaikan cerita ini ya. Kalau rasanya sudah tidak kuat tahu kan apa yang harus dilakukan? Bisa melambaikan bendera putih ya, jangan bendera merah putih, nanti dikira mau upacara bendera. (heheh ...)

Mungkin anda tertarik membaca : Kisah Unik di balik Bunga Bagian 1

Kisah memalukan ini akan saya beri nama, Niat takziah malah minta Bunga.



Si Biang Kerok 😂

     Jadi kisah dimulai ketika saya mendapatkan berita duka dari salah satu rekan sesama mengajar, bahwa Ibundanya tercinta meninggal dunia. Saya sangat merasa kehilangan, karena Mbah-- biasa saya memanggilnya, kami cukup dekat. Mbah dan saya sering ngobrol ngalor ngidul, mengobrol dengannya terkadang membuat saya merindukan sosok Ibu dan ia seperti memenuhi hati saya yang kosong akan kasih sayang seorang ibu.

    Sejak Mbah sakit, kami mulai jarang bertemu karena beliau tinggal di tran tempat anak laki-lakinya tinggal. Saat mendapatkan berita kepergiannya saya langsung memberikan informasi tersebut ke grup sekolah, kemudian langsung menelepon Kepala Sekolah apakah kami akan takziah hari itu juga dan jawaban Bukep adalah iya.

    Hanya beberapa guru saja yang berkesempatan hadir dan ikut takziah hari itu. Maka berangkatlah kami dengan perasaan yang campur aduk. Jarak yang ditempuh sekitar satu jam dan setelah sampai kami langsung masuk ke rumah almarhumah. Saat saya melihat wajah Mbak Yani-- Anak Mbah yang satu sekolah dengan Saya yang sayu, air mata ini tanpa aba-aba langsung tumpah, rasanya saya menyaksikan kepergian orang tua saya sendiri. Saya langsung memeluknya dan menangis dalam dekapannya.

    Suasana haru tak tertahankan menyebar ke seluruh ruangan, akhirnya tangis kami reda dan Mbak Yani mulai bercerita tentang kronologi kepergian Mbah. Setelah beberapa jam, suasana kembali tenang seperti biasa, Mbak Yani sudah mulai tersenyum dan terhibur dengan obrolan-obrolan ringan.

    Nah, di sinilah kejadian memalukan bermula. Saat kami akan berpamitan untuk pulang. Saya permisi untuk ke kamar mandi untuk menyelesaikan urusan dalam negeri. Setelah menyelesaikan hajat tanpa sengaja saya melihat bunga keladi yang memancing antusiasme saya terhadap bunga. Tanpa rasa malu (saya rasa urat malu saya sudah putus), saya meminta bibit bunga tersebut pada istri kakak Mbak Yani. Istri kakak mbak Yani ini, tidak merasa keberatan, ia malah dengan senang hati mengizinkan. Akhirnya saya dengan tidak tahu malu ini mengambil pisau dan mulai mencongkel bunga-bunga tersebut, mungkin ada sekitar empat bibit yang saya ambil. Saya mengucapkan terima kasih dan minta maaf atas perilaku menyimpang ini 😅

    Tidak sampai di situ saja, ketika sudah berpamitan dan akan menuju mobil, saya melihat satu pot keladi berwarna merah dan hijau yang sangat cantik. Ya Allah, di sinilah puncak memalukannya. Saya dan Bukep yang juga penyuka bunga sangat bersemangat ingin meminta bibit tersebut namun padahal si empunya rumah seperti tidak rela dan mengizinkan kami mengambilnya. Mungkin karena terpaksa dan rasa malu juga akhirnya mereka memberikan izin.

    Dalam perjalanan, saya sangat menyesali perbuatan saya. Saya sangat malu sekali akan perbuatan saya yang sangat tidak wajar. Niat Takziah malah minta bunga. Ya, Allah. Sejak saat itu saya berjanji pada diri sendiri bahwa tidak akan melakukan hal yang memalukan tersebut. Hanya karena sebuah bunga saya mempermalukan diri sendiri.

Apakah teman-teman pernah mengalami hal memalukan karena virus bunga? Semoga tidak ada ya?

"Cinta yang berlebihan dan tidak pada tempatnya akan mempermalukan diri sendiri. Jika cinta secukupnya saja, karena cinta terhadap benda atau manusia akan ada habisnya. Cinta pada yang Maha Kuasa lah yang akan bertahan selamanya"


Comments

  1. Wiii tanginas jam segini sudah upadate. Saya sih gak terlalu suka sama bunga, cuman ada dari keluarga yang suka banget. Dialah Kakak saya. Suatu ketika kalau habis jalan2 ke bukit, atau ke rumah temen, lalu ketemu sama bunga unik, saya sempatkan untuk meminta bunga unik itu untuk hadiah Kakak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Soalnya besok mau takziah dan bantu masak2 lagi di tempat Mbak Yani, di sana tuh susah signal makanya agak gercep mas 😁 Waaahhh adik yang baikkkkk 😍

      Delete
  2. Seperti pepatah berenang sambil minum air ya mbaaak��

    ReplyDelete
    Replies
    1. Menyelam sambil minum air mbak 😂😂😂

      Delete

Post a Comment

Popular Posts