Day 10 : Gigi koko, Renyah dan Menghibur







Nama Penulis : Mhia @Vodca Whiskey

Tahun Terbit : 2017

Penerbit : PT Elex Media Komputindo

Harga Buku : Rp. 64.800

ISBN : 978-602-04-4487-1



    Yeay, finally .... selesai juga saya baca novel yang berjudul Gigi & Koko ini dalam sehari. Sebenernya sempat deg-degan juga sih, “Kira-kira bisa selesai baca novelnya sampai habis gak ya?” Namun, semuanya berhail saya selesaikan tepat pukul 22.30 wib malam ini. Sebuah rekor yang patut saya banggakan karena dalam beberapa tahun belakangan ini minat membaca saya cukup menyurut. Kalau pun saya membaca pastinya lompat-lompat. Belum selesai satu buku bosan ganti yang baru, atau ketiduran pada saat baca niat besok mau dilanjut malah lupa halaman berapa yang mau dilanjut karena sudah berminggu-minggu atau berbulan-bulan baru mau lanjut baca lagi.



    Niat saya yang bulat menyelesaikan bacaan novel ini berkaitan juga dengan tugas postingan setiap hari, jika pada minggu pertama saya fokus pada postingan fiksi, maka pada minggu kedua saya fokus pada review buku dan film. Kenapa saya putuskan review pada minggu kedua karena saya ingin menantang diri saya untuk mengasah dan belajar mereview buku. Ternyata me-revieww buku itu susah juga karena saya harus paham cerita dan baca bukunya. Kalau tidak baca bagaimana mau memberi ulasan sebuah buku.



    Lama saya membiarkan Novel Gigi dan Koko ini terbungkus rapi dalam plastiknya hingga program review ini adalah giliran me-review buku Giko. Setelah memutuskan untuk mer-review saya berniat dengan sungguh-sungguh untuk membaca keseluruhan isi ceritanya. Pertama kali saya membaca buku ini, kesan pertama saya adalah si penulis berhasil membangun karakter yang ada di dalam Novel dengan detil dan tajam. Hampir semua karakter yang ada di dalam novel saya sukai. Bahasa yang digunakan pun sangat kekinian dan berani. Jujur, saat membaca paragraf pertama saya langsung terpikat dengan alur cerita yang sederhana namun dikemas dengan sangat menarik. Saya akan membahas satu persatu karakter yang berhasil menarik perhatian saya.

    Yang pertama adalah Ibu Mifta mamanya Gigi dan Ibu Mila mamanya Koko. Mereka berdua adalah tipe emak-emak yang suka kepo-in hubungan percintaan anak-anaknya, dan suka menjodoh-jodohkan anak-anaknya dengan paksa. Meskipun berprofesi sebagai dosen namun mereka memiliki pemikiran yang cukup kolot tentang perjodohan anak-anak mereka. Mereka juga suka blak-blakan dan tipikal emak-emak banget.

    Berikutnya adalah Gigi si pemeran utama wanita, ia juga merupakan karakter yang dibangun cukup kuat karena tingkah anak bungsu yang dimanja dan menjadi pusat perhatian, sehingga sikap kekanak-kanakannya sering menghiasi adegan-adegan dalam novel ini.

    Yang ketiga adalah Koko sebagai pemeran utama pria, karakter Koko yang kaku dan cupu ini berhasil dibangun dengan sangat baik sehingga kolaborasi antara Gigi yang cerewet dan Koko yang pendiam, cuek dan datar membuat setiap kisah menjadi sangat unik.

    Yang keempat adalah karakter yang paling saya sukai yaitu Arkhan kakak Gigi, tingkahnya yang konyol, usil dan blak-blak-an berhasil membuat saya tertawa terpingkal-pingkal. Mungkin ketika saya membaca novel ini di sekolah tadi dan tanpa sadar tertawa akan menimbulkan tanda tanya bagi rekan kerja saya.

    Yang kelima adalah karakter Sasha ia adalah sahabat Gigi yang setia ia dan juga tipikal yang sangat keras kepala. Padahal ia tahu bahwa Arkhan tidak menyukainya tetapi ia tak peduli dan tetap agresif menunjukkan bahwa ia menyukainya.

    Selanjutnya adalah karakter Rizaka yang jahil, ceria dan pengalah berhasil mencuri perhatian saya karena karakter inilah yang menjadi biang kerok terjadinya perselisihan antara Gigi dan Koko.

    Terakhir adalah karakter Pak Januar yang sangat unik, beliau adalah Ayah Gigi yang sangat menyayangi Gigi sehingga ia tidak mau kehilangan kasih sayang anak perempuan semata wayangnya. Ia pun yang menjadi penghalang bersatunya Gigi dan Koko.

    Selain karakter-karakter yang dibangun dengan begitu kuat, gaya bahasanya pun sangat kekinian sehingga sangat mudah dipahami dan juga gaya bahasanya cukup berani apalagi berbau hal-hal sex. Seperti yang saya sebutkan di awal bahwa pada saat membaca paragraf pertama saya langsung jatuh hati dengan kisah ini sehingga memutuskan untuk membaca Novel Giko sampai tuntas. Alasan saya tertarik dan penasaran pada kisah Giko adalah penulis memulai kisah dengan tidak biasa yaitu dengan perjodohan yang awalnya sama-sama tidak disetujui. Sehingga saya semakin penasaran dengan kisah selanjutnya. Setiap bagian diberikan subjudul yang sangat unik dan menarik sehingga membuat penasaran. Jika saya bisa merekomendasikan Novel ini cocok untuk mereka yang berencana untuk menikah, atau sudah pada usia yang seharusnya menikah namun masih belum ketemu dengan yang cocok maka novel ini well recomended. Menurut saya Novel ini sangat renyah, mudah dipahami karena penjabarannya sangat jelas dan juga sangat menghibur. Saya selalu dibuat terpingkal-pingkal pada setiap bagiannya. Selain itu melalui Novel Giko ini saya menangkap pesan bahwa kita harus berani untuk jujur pada perasaan atau hati kita.

Comments

Popular Posts