Day 65: Surprise yang Gagal

        

         Semalam aku sudah merencanakan dengan matang untuk hari ini, kue sudah disiapkan besok pagi tinggal eksekusi. Semoga besok rencana kejutan ini berjalan dengan lancar. Aku berbisik dalam hati sebelum tidur malam ini. Paginya aku mulai sibuk sendiri, dia menatapku heran biasanya jadwal piket ke sekolah Senin dan Kamis. Kenapa pagi selasa aku sudah sibuk berbenah dan berdandan rapi? Mungkin pikirnya pagi itu.

            Berulang kali ia bertanya apakah hari ini aku ada jadwal piket ke sekolah atau tidak yang hanya kutanggapi hemm ... semata. Aku berusaha bersikap sealami mungkin, seperti biasa ia sedang menyesap teh susu dengan roti, kubuka pintu ruang tamu lalu kunyalakan lampu. Kusiapkan kamera handphone dengan mode video sedang merekam, setelah kuletakkan pada posisi tertentu kutinggal ia kebelakang untuk mengambil kue kejutan untukknya. Dengan perasaan yakin ia akan terkejut dengan aksi ku pagi itu.

            Bukannya ia yang terkejut eh, malah aku yang dikejutkan dengan keberadaannya yang tepat sudah berada di hadapanku, ia menatap dengan bingung kue yang ada di tanganku. Ternyata saat aku selesai menyetel kamera ia di ruang tamu ia bergegas menyusulku kebelakang karena teh susu yang ia minum sudah habis dan berniat menyimpulnya ke belakang.

            Kami saling bertatapan satu sama lainnya, kemudian menatap kue lalu simpul senyum menghiasi wajah kami. Kudorong punggungnya dan kami kembali ke ruang tamu. Video masih dalam mode merekam, dengan wajah sedikit kecewa kusampaikan pada kamera yang massih merekam bahwa kejutan ulang tahun pernikahan kami gagal. Ia akhirnya meraih kue yang ada di tanganku dan berkata dengan polos bahwa kuenya ada kalender. Lalu kami tertawa bersama. Kejutan ulang tahun pernikahan ke-8 kali ini meski tak sesuai harapan tetap ada rasa manis-manisnya di ujung. Meski tahun ini masih berdua, setiap tahunnya kami tak pernah putus berdoa agar kebahagiaan kami bisa segera ditambah dan dilengkapi dengan kehadiran buah hati tercinta.