#Day28 : Petasan Cinta
Malam takbir di kampung ibu terdengar merdu. Sudah bertahun-tahun rasanya tak mendengar takbir seindah ini. Biasanya suara azan terdengar sayup diantara padatnya kendaraan di tengah kota Jakarta.
Tiba-tiba pandanganku teralihkan pada sesosok wanita berhijab panjang berwarna coklat yang berjalan ke arah Masjid. Ia dikelilingi anak-anak kecil yang tampak ceria mengekorinya sambil mengumandangkan takbir. Wajahnya tampak familiar, tapi aku meragu. Aisyahkah? Untuk memenuhi rasa penasaranku perlahan aku mengikutinya dari belakang. Tanpa sadar beberapa anak jahil menyalakan beberapa petasan Banting yang mengagetkanku sehingga latahku tak terkendalikan.
"Allahuakbar, petasan eh petasan banting, banting ...."
Wanita berhijab coklat itu berhenti dan mengalihkan pandangannya padaku, aku balas menatapnya, lalu kupejamkan mataku sambil berbalik arah. Rasa malu ku tak lagi terbendung. Rasanya ingin segera sampai ke rumah, atau menghentikan waktu, memutar kembali ke waktu aku melihatnya. Menghentikan niatku untuk memastikan dia Aisyah.
"Assalamualaikum, ibu ..." Aku mendengar suara wanita memanggil dari pintu. Rasanya tak Asing. Kubuka pintu. Deg! Benar, dia Aisyah yang tadi aku ikuti. Oh tuhan, kenapa ia datang kerumah dan aku yang membuka pintu.
"Kopiah a' Fahim ketinggalan, jadi Isya kembalikan"
"Oh, makasih ya sya... Mmm... Mau mampir dulu?"
"Kayaknya ibu lagi nggak ada di rumah, isya pamit aja"
"Oh, iya... Sekali lagi terima kasih ya sya."
"Wassalamualaikum"
"Waalaikum salam"
Aku melonjak kegirangan, Aisyah tampak lebih cantik. Ah... Wanita secantik itu tak mungkin masih sendiri, pastinya sudah banyak yang mengejarnya. Khayalku.
Kulihat dua orang anak tertawa terkekeh, aku yakin mereka berdua yang menyalakan petasan tadi... Hmmph... Tapi tak apalah, karena petasan itu cintaku kembali bersemi...
Comments
Post a Comment