Backward : Ingatanku kembali padamu


 Tyo adalah kakak tingkat Naya di Jurusan yang sama yaitu Sastra Inggris. Pertama kali mereka bertemu pada saat Tyo diberikan tugas untuk mendampingi mahasiswa baru. Pada saat itu mata Tyo secara otomatis mengarah pada sosok gadis sederhana dengan kacamata melingkar di matanya. Naya gadis yang manis, ia tak perlu berdandan pun sudah terlihat menawan. Dagunya yang lancip, matanya bulat seperti purnama, senyumnya yang manis menawan hati Tyo seketika. Tyo pun dengan gancang mendekati Naya sejak saat itu. 


Bak gayung bersambut, Naya pun ternyata menyimpan debaran-debaran itu setiap kali Tyo di dekatnya. Naya sering dibuat tak percaya dengan apa yang ia rasakan, entah sejak kapan benih-benih cinta itu mulai tumbuh, mungkin rasa itu mulai bergetar sejak ia dan Tyo sering bertemu pada kuliah umum dan organisasi jurusannya, seiring berjalannya waktu Tyo dan Naya sering terlibat satu proyek bersama entah dalam membuat kegiatan tahunan jurusannya atau pun lomba-lomba mahasiswa berprestasi lainnya. 


Namun, mereka tak pernah mencoba untuk saling mengungkapkan apa yang ada di hati mereka hingga suatu hari saat semester terakhir, Naya harus kembali ke Surabaya untuk merawat Bapaknya yang sakit selama beberapa minggu, ia harus memenuhi keinginan terakhir Bapaknya, yaitu menikahi pria pilihannya sebelum semuanya terlambat. 


"Nduk, Bapak tidak pernah meminta apa-apa dari mu. Sekalipun tidak pernah. Bapak berusaha memenuhi semua yang kamu inginkan. Tapi sekali ini saja nduk, Bapak berharap kamu mau memenuhi permintaan terakhirku." ungkap Bapak Naya dengan suara lemah. 


Naya tak mampu berkata-kata. Ia memejamkan mata dengan berurai air mata. Kini, yang ada dalam pikirannya hanyalah wajah Tyo. Kenangannya teringat kembali pada pria yang beberapa bulan yang lalu akhirnya menyatakan perasaannya. 


" Nay, nanti malam aku ke kos-an mu ya. Ada yang mau aku kasih tahu." sebuah pesan dari Tyo. 


"Iya, aku tunggu." jawab pesan Naya singkat tanpa bertanya. 


Malam itu menjadi malam yang sangat panjang bagi Tyo karena ia cukup kesulitan untuk mengungkapkan perasaannya. 


"Jadi sebenernya kamu mau bilang apa sih Mas? Kayaknya kamu gelisah aja dari tadi." tanya Naya mulai curiga dengan gelagat Tyo yang sedari tadi tampak gelisah dan seperti memendam sesuatu. 


"Jadi ... Anu Nay ... Emm ... A... Aku ... " Respon Tyo terbata-bata. 


"Iya ... Kamu kenapa mas? Ini udah hampir batas berkunjung loh, aku gak enak nanti ditegur ibu kos karena kamu belum pulang juga." jelas Naya. 


Akhirnya, Tyo menghela napas panjang dan berkata, "Ya sudah, besok saja Nay. Aku juga gak yakin kalau aku bisa mengatakan hal yang mengganjal di hatiku." Jawab Tyo tampak menyerah. 


Naya mengernyitkan keningnya dan menatap Tyo lekat-lekat hingga membuat jantung Tyo semakin tak karuan. 


"Apaan sih Nay, kok ngelihatinnya gitu amat?" ujar Tyo. 


Lalu tanpa aba-aba Naya menyentuh dada Tyo yang membuat wajahnya bersemu. 


"Kamu tahu, aku bisa merasakan jantungmu berdetak dengan ritme yang tidak seperti biasanya. Mau kuberitahu sebuah rahasia? Jantungku pun berdebar sama seperti jantungmu. Setiap kali ada kamu, jantungku berdetak diluar kendaliku." urai Naya. 


"Maksudmu Nay?" Tyo tak mengerti maksud Naya. 


"Ya sudah kalau kamu masih belum mengerti maksudku. Kuberi waktu 24 jam dari sekarang untuk menemukan jawabannya." jelas Naya agak kesal. 


"Ya sudah kamu pulang gih, nanti ibu kos berubah jadi hulk kalau tahu kamu masih di sini." sambung Naya. 


Tyo masih mematung, berusaha berpikir dengan keras maksud dari perkataan Naya, sedangkan gadisnya berlalu meninggalkannya. 


Tiba-tiba, saat Naya membuka pintu kamar kosnya, sebuah tangan menariknya dari belakang dan kini tubuhnya berada dalam dekapan seseorang. Jantung Naya berdebar kencang, ia mendongakkan kepalanya dan menatap wajah pria yang sangat ia kasihi. 


"Maafkan aku Nay, selama ini aku tidak peka dengan sinyal-sinyal yang kamu berikan. Mulai saat ini, izinkan aku menjaga dan melindungi kamu, menjadi satu-satunya orang yang bisa kamu andalkan. Mau ya? " tanya Tyo. 


Naya menganggukkan kepalanya dan membalas dekapan Tyo, tanda ia menerima Tyo dengan segenap hatinya. 


Sayangnya, hal itu mungkin hanya akan menjadi mimpi yang akan sulit Naya gapai. Ia terjebak di antara dua orang yang sama-sama ia cintai. Menuruti keinginan Bapaknya atau pria yang sangat ia cintai? 


Bersambung ... 


Comments

Popular Posts