Menjadi Tuan Direktur "Tuan Direktur Karya Hamka"
Alhamdulillah akhirnya berhasil juga menaklukkan tantangan Tingkat kedua dalam #ReadingChallengeODOP9 yang diadakan oleh #OnedayOnePost. Niat hati ingin kembali pada sosok saya yang kala itu suka membaca dan kemana-mana membawa buku untuk dibaca sepertinya mulai berhasil semenjak mengikuti Reading Challenge Odop, salah satu program yang rutin diadakan komunitas kami yaitu One Day One Post. Sebagai anggota baru tentunya saya menyambut kegiatan ini dengan penuh semangat. Anehnya saya selalu suka pada tantangan dalam program ini, dada saya berdebar-debar setiap kali berhasil menyelesaikan tantangan dan tidak ingin berhenti kalau bisa sih jangan sampai saya gagal pada setiap tantangan-tantangan.
Pada tantangan tingkat pertama kami diberi waktu membaca selama 7 hari, dan setiap harinya harus melapor progress baca. Setelah selesai satu buku kami diwajibkan untuk memposting ulasan di media sosial. Strategi yang saya lakukan agar berhasil membaca yaitu saya menentukan jam berapa dan berapa lama saya harus membaca untuk mencapai target baca saya hari itu. Alhamdulillahnya pada tingkat pertama saya berhasil melaju ke tingkat kedua.
Pada tantangan tingkat kedua kami harus membaca buku dengan tema sosial, setelah selesai membacanya kami wajib membuat puisi minimal 5 bait dengan masing-masing bait terdiri dari 4 baris. Saya pun berhasil menyelesaikan bacaan saya namun saya agak sedikit riweh dengan pekerjaan saya yang lainnya sehingga menunda mengerjakan tugas wajib ini. Dan di hari terakhir saya menguatkan hati saya untuk segera mengerjakan puisi yang terinspirasi dari buku yang saya baca yang berjudul "Tuan Direktur" Karya Hamka.
Semoga tidak terlalu mengecewakan ya, silahkan di nikmati dan boleh dikomentari.
Surabaya kota tujuan, meramu asa meracik impian
Merintis karya bersama sahabat dari kampung halaman
Peluh dan air mata menjadi saksi abadi bagaimana perjuangan sekawan dari Kalimantan
Demi cita-cita menjadi sukses maka pantang untuk pulang.
Setapak demi setapak ia jalani bersama mereka
Bujuk, rayu dan iming-iming kesuksesan sungguh menggiurkan
Hingga semua ditinggalkan atas nama kesetiakawanan
Mujur ataukah buntung akan kita saksikan
Katanya mudah menjadi tuan direktur?
Untuk mencapai sebutan itu, ia harus melepas sahabat setia
Mengusir kawan lama dan memusuhi mereka yang sudah seperti keluarga.
Hingga semua orang membencinya.
Katanya hidup menjadi tuan direktur itu bahagia
Nyatanya tidur tidak lena
Hari-hari memikirkan cara menambah keping-keping emas semata
Walau dengan beragam daya dan upaya
Katanya tuan direktur adalah pencapaiannya semata
Namun ia lupa, bahwa dalam kesuksesannya
Ada sahabat yang telah ia lukai hatinya
Ada keluarga yang teriris kasihnya
Hingga tak seorangpun peduli dan berada di sampingnya
Sungguh malang Nasib tuan direktur
Ia kira hidupnya mudah
Ia kira hidupnya bahagia
Ia kira semua kesuksesan hanyalah miliknya
Namun ternyata semuanya hanyalah semu belaka
Karakter tentang manusia yang diwakili oleh seorang tuan direktur. Mantab puisinya...
ReplyDeleteTerima kasih sudah mampir mbak sofia ☺ saya saja yang bacanya sampai sebel sama tuan direktur ini 😁
Deletefaktanya yang terlihat indah memang tak benar-benar indah bahkan lebih sulit
ReplyDeleteTerima kasih sudah mampir mbak Widya ☺ betul, setuju 👍
Delete